Disuatu forum internasional, kawan yang duduk di samping saya berkata "siapa tau mas duluan yang berangkat" sambil menunjukan ...

Sebuah Kartu Nama


Disuatu forum internasional, kawan yang duduk di samping saya berkata "siapa tau mas duluan yang berangkat" sambil menunjukan kartu nama yang diperolehnya.

Sebelum kawan saya itu memperlihatkan kartu nama kami membahas tentang kartu nama. Kawan yang satu ini merupakan pengoleksi kartu nama, lebih tepatnya kartu nama untuk membangun networking, begitu katanya. Saya penasaran dengan kartu nama yang ia kumpulkan, berapa banyak kartu nama yang sudah dikumpulkan sebagai bagian dari pembangunan networking. Dan kawan yang satu itu senyum sumringah ketika saya bertanya berapa banyak? Saya yakin bahkan sebelum dia menjawab pertanyaan saya, ia sudah mencapai angka yang fantastis dalam mengumpulkan kartu nama.
 

Benar saja, lebih dari seribu kartu nama. Lebih dari seribu kartu nama telah ia kumpulkan. Sebuah angka yang fantastis buat saya untuk mengumpulkan sebuah kartu nama. Dari sekian banyak kartu nama itu ia menunjukan sebuah kartu nama bertuliskan nama yang kelatin - latinan. Di kartu nama itu bertuliskan Alexandra Martinez, Assistan Dean of Student Diversity and Inclusion, Harvard Kennedy School. Seperti yang disebutkan diawal, sambil saya pegang kartu nama ditangan ia berkata "siapa tau mas berangkat duluan" maksdunya berangkat duluan ke John F Kennedy School of Goverment alias Harvard Kennedy School.

Harvard, kampus di AS yang kebanyakan ketika sesorang mendengar namanya langsung berseru "wiih Harvard" ia ngebet banget ke sana. Dari yang saya perhatikan di acara forum tersebut ia, temanku itu aktif terus mencari informasi termasuk meminta kartu nama Diaspora di AS yang yang hari itu hadir di forum tersebut.


Dan ia menawakan kampus Harvard tersebut, seperti ia menawarkan air minum kepada saya. Harvard, banyak orang yang membangun mimpi untuk bisa menorehkan pengalaman belajar di kampus yang kebanyakan orang besar sekolah di sana. Termasuk kawanku itu, tapi tidak denganku, saya sebenarnya sama sekali tidak berpikir meskipun selintas untuk bersekolah di sana.

0 comments:

Terima kasih atas komentarnya